Transplantasi Sumsum Tulang (BMT/HSCT)
Transplantasi sumsum tulang—lebih tepat disebut hematopoietic stem cell transplantation (HSCT)—adalah terapi untuk mengganti atau “mengatur ulang” sistem pembentukan darah yang rusak akibat penyakit (mis. leukemia, limfoma, mieloma) atau kemoterapi dosis tinggi. Dengan sel punca hematopoietik dari pasien sendiri atau donor, tubuh dapat membentuk darah baru yang sehat dan memberikan efek graft-versus-leukemia/lymphoma pada transplant allogeneic.
Catatan Penting: Ketersediaan Layanan
Transplantasi sumsum tulang tidak dilakukan di Malaysia. Prosedur ini tersedia di beberapa negara lain dengan pusat transplantasi khusus. Tim OPSI Medis membantu rujukan lintas negara (pemilihan pusat, dokter, estimasi biaya RM/IDR dan mata uang tujuan, pengaturan dokumen & perjalanan) agar proses berjalan aman dan efisien.
Ringkasan: Kapan HSCT Dipertimbangkan?
Indikasi Umum
- Leukemia: AML/ALL risiko menengah–tinggi atau kekambuhan.
- Limfoma: relaps/refrakter setelah terapi standar.
- Multiple myeloma: autologous HSCT sebagai konsolidasi.
- Kelainan sumsum: aplastic anemia, MDS tertentu.
Tujuan Terapi
- Kuratif pada subset penyakit hematologi.
- Kendalikan penyakit dan memperpanjang kelangsungan hidup.
- Memungkinkan kemoterapi dosis tinggi (autologous) atau graft-versus-tumor (allogeneic).
Pemilihan jenis HSCT bergantung pada status penyakit, usia & kondisi umum, ketersediaan donor, serta profil genetik tertentu yang memengaruhi risiko kambuh.
Jenis Transplantasi Sumsum Tulang
Autologous HSCT
Sel punca berasal dari pasien sendiri. Umumnya untuk multiple myeloma dan beberapa limfoma. Keuntungan: risiko penolakan rendah; Kekurangan: tidak ada efek graft-versus-tumor.
Allogeneic HSCT
Sel punca dari donor yang cocok (HLA-matched). Memiliki efek graft-versus-leukemia/lymphoma, tetapi berisiko GVHD (graft-versus-host disease).
Haploidentik
Donor berbagi kecocokan HLA sebagian (orang tua/anak/saudara). Memperluas akses donor dengan protokol imunosupresi khusus.
Cord Blood
Memakai darah tali pusat yang kaya sel punca. Ketersediaan luas namun cell dose terbatas; kadang memerlukan double cord.
Dokter menilai kecocokan HLA, risiko infeksi, kondisi organ, dan status penyakit (mis. remisi) untuk memilih strategi terbaik.
Alur Proses HSCT: Dari Persiapan hingga Pulang
Pemeriksaan fisik, darah lengkap, fungsi organ, infeksi laten (HBV/HCV/HIV, CMV), status gizi, evaluasi psikososial.
Uji HLA keluarga & registri. Untuk autologous, pasien menjalani mobilisasi sel punca.
Pengumpulan sel punca dari darah perifer atau sumsum; sel disimpan/diproses.
Regimen kemoterapi/radiasi dosis tinggi atau reduced intensity untuk memusnahkan penyakit & menekan imun.
Sel punca diinfus seperti transfusi darah. Biasanya tidak menimbulkan nyeri.
Menunggu sel menempel & mulai memproduksi darah (biasanya 2–4 minggu). Pasien dirawat isolasi.
Antibiotik/antijamur/antivirus, obat pencegah GVHD pada allogeneic.
Kunjungan kontrol sering, vaksinasi ulang bertahap, edukasi pencegahan infeksi.
Waktu rawat inap bervariasi tergantung jenis transplantasi dan komplikasi. Setelah pulang, pasien perlu tinggal dekat pusat transplant selama beberapa minggu hingga stabil.
Risiko & Komplikasi yang Perlu Diketahui
Komplikasi Umum
- Infeksi karena neutropenia dan imunosupresi.
- GVHD (akut/kronis) pada allogeneic: ruam kulit, diare, gangguan hati/mata.
- Toksisitas organ: jantung, paru, ginjal, hati; mucositis (sariawan berat).
Penanganan meliputi pencegahan infeksi, kontrol cairan & nutrisi, serta imunosupresan untuk GVHD.
Tanda Bahaya (Segera ke RS)
- Demam ≥ 38°C, menggigil, sesak, batuk memburuk.
- Diare berat/berdarah, ikterus, nyeri perut hebat, ruam menyebar.
- Pendarahan spontan, lemah ekstrem, kebingungan, kejang.
Intervensi dini sangat penting untuk mencegah perburukan.
Risiko dan manfaat harus ditimbang secara personal—usia biologis, komorbid, minimal residual disease (MRD), serta dukungan keluarga memengaruhi hasil.
Persiapan Pasien & Dukungan Gaya Hidup
Sebelum Transplantasi
- Perbaiki status gizi; pertimbangkan konsultasi nutrisi.
- Vaksinasi yang diperlukan sesuai protokol pusat.
- Perencanaan logistik: akomodasi & caregiver, cuti kerja/sekolah.
Tip Bawa ringkasan medis lengkap (imaging, laboratorium, histopatologi) saat rujukan.
Setelah Transplantasi
- Higiene ketat, hindari keramaian/ makanan berisiko selama imun lemah.
- Latihan ringan bertahap untuk kekuatan otot dan paru.
- Pantau gejala GVHD & infeksi; taati jadwal obat & kontrol.
Biaya & Negara Tujuan (Bukan di Malaysia)
Komponen Biaya
- Pemeriksaan pra-transplant (darah, HLA, infeksi laten, fungsi organ).
- Rawat inap isolasi, obat conditioning, produk sel/donor, obat profilaksis & imunosupresi.
- Kontrol intensif pasca-pulang, kemungkinan re-admisi bila komplikasi.
Kami bantu menyiapkan estimasi RM & IDR untuk perbandingan dan estimasi dalam mata uang negara tujuan.
Rujukan Internasional
OPSI Medis memfasilitasi rujukan ke pusat transplantasi di negara lain (di luar Malaysia): kurasi rumah sakit & dokter, pengecekan ketersediaan ranjang, jadwal cepat, serta pendampingan dokumen & perjalanan keluarga.
Subtopik Pengobatan Terkait
Pelajari Semua Jenis Kanker
Rujukan HSCT Internasional oleh OPSI Medis
- Koordinasi evaluasi pra-transplant, pencarian donor, dan jadwal cepat di pusat transplant luar negeri.
- Estimasi biaya transparan (RM & IDR) + mata uang tujuan; dukungan akomodasi & perjalanan.
- Pendampingan berbahasa Indonesia; edukasi risiko (GVHD, infeksi) dan rencana kontrol lanjutan.
FAQ: Transplantasi Sumsum Tulang
?Apa perbedaan autologous dan allogeneic HSCT?
?Mengapa HSCT tidak dilakukan di Malaysia?
?Berapa lama masa rawat inap?
?Apakah selalu perlu donor keluarga?
?Apa itu GVHD dan bagaimana pencegahannya?
?Apakah ada alternatif selain HSCT?
?Bagaimana estimasi biayanya?
?Apakah saya bisa bekerja selama pemulihan?
?Apakah vaksinasi diperbolehkan?
?Bagaimana cara memulai proses rujukan?
Butuh Rujukan HSCT ke Luar Negeri?
Kami dampingi proses dari evaluasi, estimasi biaya, penjadwalan cepat, hingga dukungan pasca-transplant—aman dan terkoordinasi.