Endometrium adalah jaringan khusus yang melapisi bagian dalam rongga rahim. Setiap bulan, jaringan endometrium secara alami menebal, kemudian meluruh dan dikeluarkan sebagai darah menstruasi.
Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium yang seharusnya tumbuh di dalam rongga rahim justru tumbuh di luar rahim, seperti pada tuba falopi atau ovarium (indung telur).
Karena organ-organ ini tidak memiliki jalan keluar seperti rahim yang terhubung dengan vagina, darah menstruasi yang meluruh terperangkap di dalam tuba falopi atau ovarium, sehingga menyebabkan berbagai masalah.
Masalah umum akibat endometriosis meliputi:
- Gangguan kesuburan, akibat iritasi dan perlengketan pada organ sekitarnya.
- Nyeri menstruasi berlebihan (dismenore).
- Volume darah menstruasi yang sangat banyak.
Kerusakan atau perlengketan pada ovarium atau tuba falopi dapat menghalangi pertemuan antara sel telur dan sel sperma, sehingga mempersulit proses pembuahan.
Diagnosis dan Penanganan
Sebelum menentukan metode penanganan yang sesuai, dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti USG (ultrasound) perut atau MRI, jika diperlukan.
Metode Penanganan
- Konservatif: Menggunakan obat-obatan untuk mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.
- Pembedahan: Menghilangkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim, terutama pada kasus yang tidak membaik dengan obat-obatan atau pada kasus gangguan kesuburan.
Untuk mengobati endometriosis, dokter di Penang, Malaysia biasanya melakukan tindakan / teknik operasi sebagai berikut:
Penanganan dengan konsumsi obat-obat anti-nyeri
Selengkapnya
Pro: Saat ini, tersedia berbagai jenis obat anti-nyeri dan anti-radang seperti paracetamol dan ibuprofen yang dapat membantu mengatasi gejala nyeri berlebihan saat haid pada penderita endometriosis.
Obat-obatan ini umumnya relatif aman dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter. Selain itu, obat-obatan ini tidak mengganggu peluang kehamilan seseorang seperti halnya beberapa obat hormonal lainnya.
Con: Kekurangan dari obat-obatan anti-nyeri dan anti-radang ini adalah bahwa obat-obatan tersebut tidak menghilangkan jaringan endometriosis. Obat-obatan ini hanya dapat meringankan gejala nyeri yang mengganggu.
Selain itu, obat-obatan ini tetap memiliki beberapa efek samping ringan seperti kemungkinan iritasi lambung, nyeri lambung, kembung, dan mual.
Lama masa pemulihan: Durasi dan frekuensi konsumsi obat-obat anti-nyeri dan anti-radang dapat bervariasi antar pasien, tergantung pada petunjuk dokter yang merawat pasien.
Penanganan dengan obat-obatan hormonal
Selengkapnya
Pro: Obat-obatan yang mengandung hormon wanita (progesteron dan estrogen) dapat mengendalikan pertumbuhan jaringan endometrium. Estrogen adalah hormon yang secara alami diproduksi oleh tubuh dan berperan penting dalam mengatur siklus penebalan dan peluruhan endometrium.
Dengan mengatur kadar hormon ini lewat konsumsi obat-obat hormonal, jaringan endometrium pada kasus endometriosis juga dapat dikurangi jumlahnya. Alhasil, gejala nyeri dan darah haid yang berlebihan dapat diatasi.
Con: Kekurangan dari metode pengobatan ini adalah obat-obatan hormonal sering kali juga berperan sebagai obat kontrasepsi. Hal ini berarti bahwa dengan mengonsumsi obat-obatan hormonal, peluang hamil seseorang akan menurun.
Selain itu, obat-obatan hormonal juga memiliki efek samping masing-masing sesuai jenis obatnya. Beberapa contoh efek samping yang umum adalah perubahan suasana hati (mood), kenaikan berat badan, dan haid menjadi tidak teratur.
Lama masa pemulihan: Durasi dan frekuensi konsumsi obat-obatan hormonal dapat bervariasi antar pasien tergantung pada petunjuk dokter yang merawat pasien.
Operasi laparoskopi untuk menghilangkan jaringan endometriosis
Selengkapnya
Pro: Pada operasi laparoskopi, dokter akan membuat sayatan kecil pada perut pasien untuk memasukkan alat-alat yang dapat menghancurkan atau mengangkat jaringan endometriosis. Prosedur ini umumnya efektif untuk menghilangkan gejala nyeri dan juga memperbaiki kesuburan.
Selain itu, pada operasi laparoskopi, uterus dan ovarium tidak diangkat sehingga pasien tetap memiliki peluang untuk hamil di kemudian hari. Operasi laparoskopi juga membutuhkan waktu penyembuhan yang singkat dan memiliki bekas luka operasi yang berukuran kecil.
Con: Kekurangan pembedahan ini adalah jaringan endometriosis tetap memiliki kemungkinan untuk muncul kembali, terutama bila ada jaringan endometriosis yang tersisa saat operasi.
Selain itu, seperti halnya semua prosedur pembedahan, tindakan ini juga memiliki resiko perdarahan, resiko infeksi, dan resiko terlukanya organ-organ lain di sekitar area operasi karena penggunaan alat laparoskopi. Memilih dokter yang benar-benar ahli dalam prosedur ini dapat membantu mengurangi resiko.
Lama masa pemulihan: Umumnya, setelah operasi laparoskopi, pasien hanya membutuhkan rawat inap di rumah sakit sekitar 1-2 malam. Namun, durasi ini dapat bervariasi tergantung kondisi masing-masing pasien.
Operasi histerektomi untuk pengangkatan total rahim atau ovarium
Selengkapnya
Pro: Pada prosedur histerektomi, seluruh rahim akan diangkat oleh dokter. Keuntungan dari prosedur ini adalah peluang kembalinya endometriosis lebih kecil bila dibandingkan dengan operasi laparoskopi.
Selain itu, peluang juga semakin menurun bila ovarium ikut diangkat bersama dengan rahim. Prosedur ini biasanya dipertimbangkan bila operasi laparoskopi dan terapi obat-obatan tidak memungkinkan atau tidak memberikan hasil yang baik setelah dijalani.
Con: Histerektomi adalah suatu prosedur bedah mayor. Operasi ini mengangkat rahim secara permanen dan menyebabkan seorang wanita benar-benar tidak berpeluang hamil lagi.
Pada pasien yang sudah tidak berencana untuk hamil pun, histerektomi tetap memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, seperti menopause dini yang dapat meningkatkan peluang penyakit jantung dan penyakit metabolik.
Operasi ini juga memiliki risiko seperti operasi lain, yaitu risiko perdarahan, infeksi, dan masa pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan operasi laparoskopi.
Lama masa pemulihan: Setelah selesai menjalani bedah histerektomi, pasien biasanya membutuhkan rawat inap di rumah sakit selama 3-5 malam. Durasi ini dapat bervariasi tergantung kondisi masing-masing pasien.
Untuk mendapatkan diagnosis, pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter kandungan.