Epilepsi adalah penyakit pada otak yang disebabkan oleh peningkatan kerentanan sel saraf yang tidak normal. Penyakit ini ditandai dengan serangan kejang dan dapat memengaruhi psikologi, kognitif, serta aspek sosial penderita.
Serangan kejang pada setiap penderita berbeda-beda, bisa berlangsung beberapa detik, menit, atau bahkan jam. Namun, pada penderita epilepsi, serangan kejang biasanya terjadi secara berulang tanpa penyebab atau provokasi tertentu.
Epilepsi dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering dimulai sebelum usia 2 tahun. Dalam banyak kasus, penyebab epilepsi tidak diketahui secara pasti. Meski begitu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko epilepsi pada anak, seperti:
- Retardasi mental
- Cerebral palsy
- Ayah atau ibu dengan epilepsi
- Kelainan otak atau tumor otak
- Trauma kepala
Kejang dibagi menjadi dua jenis:
- Kejang umum: Melibatkan seluruh bagian otak dan menyebabkan hilangnya kesadaran.
- Kejang fokal: Hanya melibatkan bagian tertentu dari otak, di mana anak dapat mengalami penurunan kesadaran atau tidak.
Aura merupakan tanda khas pada kejang fokal. Aura adalah sensasi yang dirasakan sebelum serangan kejang, seperti sakit kepala, lemas, perasaan tidak nyaman, nyeri ulu hati, atau rasa takut. Berdasarkan penelitian, anak dengan kejang umum cenderung merespons terapi lebih baik dibandingkan anak dengan kejang fokal.
Untuk mendiagnosa epilepsi pada anak, dokter di Penang, Malaysia, biasanya melakukan pemeriksaan berikut:
Terapi anti kejang
Setelah dokter menegakkan diagnosis epilepsi, terapi anti-kejang akan diberikan. Follow-up rutin perlu dilakukan untuk memantau kepatuhan terhadap pengobatan, kontrol kejang, serta efek samping obat.
Durasi terapi anti-kejang bergantung pada jenis kejang, gejala klinis, dan hasil EEG. Terapi dapat berlangsung selama 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, atau bahkan seumur hidup. Penghentian terapi anti-kejang harus dilakukan secara bertahap dalam 3-4 bulan, karena penghentian mendadak dapat memicu episode kejang baru.
Untuk kasus epilepsi pada anak, pasien akan diarahkan ke dokter spesialis anak subspesialis neurologi. Jika memerlukan dokter subspesialis ini, sebaiknya berkonsultasi dengan Medisata terlebih dahulu, karena tidak semua rumah sakit memiliki subspesialis ini.
Untuk mendapatkan diagnosis, pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter anak.
