Pengobatan Lupus di Penang

Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh terhadap infeksi, malah menyerang sel tubuh sendiri. Akibatnya, peradangan (inflamasi) terjadi pada berbagai organ tubuh.

Penyebab pasti lupus belum diketahui, tetapi beberapa faktor seperti infeksi virus, konsumsi obat-obatan tertentu, dan paparan cahaya matahari bisa memicu timbulnya gejala lupus.

Gejala lupus bisa bervariasi antar pasien karena penyakit ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti kulit, sendi, otak, paru-paru, jantung, atau ginjal. Secara umum, gejala utama lupus meliputi rasa letih, nyeri atau kaku pada sendi, dan munculnya ruam kemerahan berbentuk sayap kupu-kupu pada wajah. Gejala ini dapat kambuh sewaktu-waktu dan juga bisa menghilang (remisi).

Pengobatan lupus disesuaikan dengan organ yang terpengaruh. Untuk diagnosis yang tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan seperti tes darah lengkap, tes antibodi, atau foto rontgen sesuai dengan kebutuhan pasien.

Setelah mengetahui organ yang diserang dan tingkat keparahannya, dokter akan menentukan obat yang paling sesuai untuk pengobatan.

Untuk mengobati lupus, dokter di Penang, Malaysia biasanya melakukan tindakan / teknik operasi sebagai berikut:

Obat-obatan kortikosteroid

Kortikosteroid adalah golongan obat yang dirancang untuk meniru fungsi hormon kortisol alami dalam tubuh manusia. Hormon kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal dekat ginjal dan berfungsi untuk mencegah radang (inflamasi).

Pada kasus lupus, di mana inflamasi terjadi secara luas, hormon kortisol saja tidak cukup untuk mengatasi inflamasi. Oleh karena itu, obat-obatan kortikosteroid sering kali perlu diberikan dari luar tubuh untuk membantu mengatasi kondisi ini.

Selengkapnya

Pro:
Keuntungan dari konsumsi obat-obatan kortikosteroid adalah dapat mengurangi peradangan yang disebabkan oleh lupus, sehingga gejala mengganggu seperti nyeri, bengkak pada sendi, dan demam dapat dikendalikan.

Selain itu, kortikosteroid juga efektif digunakan untuk menangani kasus lupus yang disertai dengan masalah serius pada ginjal atau otak.

Cons:

Kekurangan dari konsumsi kortikosteroid adalah efek samping yang cukup signifikan. Kortikosteroid menekan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau virus.

Selain itu, kortikosteroid juga dapat menyebabkan efek samping lainnya seperti kenaikan berat badan, jerawat, tumbuhnya banyak rambut pada tubuh, osteoporosis, katarak, dan gangguan pertumbuhan pada anak-anak.

Lama Proses Pemulihan:
Durasi konsumsi obat kortikosteroid dapat berbeda antara satu pasien dengan yang lainnya. Umumnya, obat perlu dikonsumsi hingga gejala lupus membaik. Setelah itu, dosis akan dikurangi secara perlahan oleh dokter. Pasien tidak boleh menghentikan konsumsi obat secara mendadak.

Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID)

NSAID adalah golongan obat yang juga dapat mengurangi peradangan tetapi tidak mengandung steroid.

Selengkapnya

Pro:
NSAID tidak menekan sistem kekebalan tubuh seperti kortikosteroid, sehingga pasien tidak menjadi lebih rentan terhadap infeksi.

Selain itu, NSAID juga efektif mengurangi gejala nyeri, bengkak, dan demam tanpa menimbulkan efek samping seperti kenaikan berat badan, osteoporosis, dan lainnya.

Cons:
NSAID tetap memiliki efek samping yang tergantung pada jenis obat yang digunakan. Beberapa NSAID yang sering digunakan adalah acetaminophen, ibuprofen, dan naproxen. Efek samping umum yang bisa timbul meliputi luka lambung, perdarahan lambung, serta kerusakan ginjal dan hati.

Lama Proses Pemulihan:
Durasi konsumsi obat-obatan NSAID bervariasi antara satu pasien dengan yang lainnya. Umumnya, obat perlu dikonsumsi hingga gejala yang mengganggu telah terkendali.

Obat-obatan anti-malaria

Obat-obatan anti-malaria seperti hydroxychloroquine memiliki efek untuk mengurangi produksi antibodi dalam tubuh yang dapat membantu mengatasi gejala lupus.

Selengkapnya

Pro:
Kombinasi kortikosteroid atau NSAID dengan obat anti-malaria dapat membantu pasien mengurangi dosis kortikosteroid dan NSAID yang dibutuhkan.

Selain itu, obat anti-malaria juga efektif untuk mengurangi gejala ruam kulit, nyeri sendi, sariawan, dan masalah pembekuan darah yang disebabkan oleh lupus.

Cons:
Obat-obatan anti-malaria memiliki efek samping seperti sakit perut, perubahan warna kulit, dan gangguan retina mata. Pasien yang mengonsumsi obat ini perlu menjalani pemeriksaan mata secara berkala untuk mencegah kerusakan retina.

Lama Proses Pemulihan:
Durasi konsumsi obat-obatan anti-malaria juga bervariasi antara satu pasien dengan yang lainnya.

Obat-obatan imunosupresif

Obat-obatan imunosupresif adalah obat yang bekerja dengan cara menekan sistem kekebalan tubuh. Contoh umumnya adalah methotrexate, azathioprine, dan cyclophosphamide.

Selengkapnya

Pro:
Obat-obatan imunosupresif dapat membantu mengatasi gejala lupus pada pasien yang tidak dapat mengonsumsi kortikosteroid atau pada pasien yang telah mengonsumsi obat-obatan lain namun tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.

Cons:
Obat-obatan imunosupresif dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi bakteri atau virus karena bekerja dengan cara melemahkan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.

Selain itu, obat-obatan ini juga memiliki risiko efek samping seperti kerusakan hati, gangguan kesuburan, dan peningkatan risiko kanker.

Lama Proses Pemulihan:
Durasi konsumsi obat-obatan imunosupresif dapat berbeda antara satu pasien dengan yang lainnya.

Untuk mendapatkan diagnosis, pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter internis (sub. reumatologi).

//
Tim Opsi Medis! Wisata medis terbaik di Malaysia yang siap membantu Anda sepanjang jalan.
Halo kak, bisa kami bantu?