TBC atau tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyerang paru-paru dan menyebar melalui droplet (percikan cairan berukuran kecil) yang keluar saat seseorang bicara, batuk, atau bersin.
Bakteri tuberculosis yang menginfeksi paru-paru akan merusak jaringan di dalamnya dan menyebabkan gejala seperti batuk berkepanjangan, batuk berdarah, penurunan berat badan, serta munculnya banyak keringat di malam hari.
Selain paru-paru, bakteri tuberculosis juga bisa menyebar ke organ lain seperti usus, tulang, dan selaput otak. Kondisi ini dikenal sebagai TBC ekstra paru atau TBC di luar paru-paru, dengan gejala yang bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi.
Beberapa orang mungkin terinfeksi TB tetapi tidak menunjukkan gejala, yang dikenal sebagai infeksi TB laten. Penderita TB laten tetap disarankan untuk menjalani pengobatan untuk memberantas bakteri TB dan mencegah berkembangnya penyakit TBC aktif di kemudian hari.
Untuk menentukan jenis obat yang tepat, dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Pemeriksaan tambahan seperti foto rontgen paru, tes Mantoux di kulit, pemeriksaan dahak (sputum), atau tes darah (IGRA) mungkin juga diperlukan. Terapi utama untuk semua kasus TBC adalah dengan konsumsi obat-obatan antibiotik khusus TB.
Untuk mengobati TBC, dokter di Penang, Malaysia biasanya melakukan tindakan / teknik operasi sebagai berikut:
Obat-obatan anti TBC (OAT)
Obat-obatan anti-TBC adalah antibiotik yang digunakan khusus untuk membunuh bakteri tuberculosis. Pasien biasanya perlu mengonsumsi kombinasi beberapa jenis antibiotik secara bersamaan, karena bakteri tuberculosis sering memiliki kekebalan terhadap salah satu atau beberapa jenis obat. Beberapa contoh antibiotik yang paling sering digunakan adalah rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, dan ethambutol.
Selengkapnya
Pro:
OAT (Obat Anti-Tuberkulosis) bersifat efektif dalam mengatasi infeksi tuberculosis jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan frekuensi yang teratur sesuai petunjuk dokter. Umumnya, pasien akan merasakan perbaikan gejala dalam beberapa minggu atau bulan. Setelah 2-3 minggu konsumsi OAT, pasien biasanya tidak lagi bersifat infeksius dan tidak menyebarkan bakteri tuberculosis ke orang di sekitarnya. OAT dapat digunakan untuk mengobati TBC paru, TBC usus, TBC tulang, dan juga pada kasus TB laten.
Cons:
Setiap jenis obat TB memiliki risiko efek sampingnya sendiri. Beberapa efek samping yang sering terjadi meliputi gangguan fungsi hati, gangguan mata, kulit yang tampak kekuningan, demam, kesemutan pada kaki dan tangan, ruam kulit, mual, dan muntah. Selain itu, obat TB seperti rifampicin dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi, seperti pil KB.
Lama Proses Pemulihan:
Obat TB umumnya perlu dikonsumsi selama sekitar 6 bulan. Pada beberapa kasus di mana bakteri menunjukkan kekebalan, durasi pengobatan bisa lebih lama, hingga 9 bulan. Dokter akan memeriksa kondisi pasien sebelum menentukan lamanya pengobatan. Obat TB tidak boleh dihentikan di tengah jalan tanpa persetujuan dokter, karena ini dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal dan lebih sulit disembuhkan.
Untuk mendapatkan diagnosis, pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter internis (sub. paru).